Tuesday 25 September 2012

Konsep Dasar Religi



KONSEP DASAR RELIGI

Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Antropologi
Dosen Pengampu Drs. Djono, M. Pd.



 












AKIEF FUKOHA HUSEN
K 4406007



FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2008



KONSEP DASAR RELIGI

Religi berasal dari kata religere dan ada pula yang mengatakan dari religare. Religere  berarti melakukan sesuatu dengan teliti secara berulang kali, sedangkan religare berarti menjalin atau bersatu padu ( samadi ).  Menurut R. L. Beals dan H. Hoijer, religi pada pokoknya adalah response terhadap kebutuhan akan konsepsi yang tersusun mengenai lam semesta dan sebagai mekanisme dalam rangka mengatasi kegagalan yang timbul  akibat ketidak mampuan manusia untuk meramalkan dan memahami kejadian-kejadian atau peristiwa-peristiwa yang rupanya tidak dapat diketahui dengan tepat.
Membicarakan religi antara lain mengenai peranan agama, pengaruhnya bagi masyarakat, misalnya terhadap dasar-dasar etika atau kesusilaan. Salah satu dari segi  yang paling menonjol dan peranan penting yang dimainkan religi ialah dalam bidang etika atau kesusilaan.religi merupakan sumber utama bagi martabat golongan tertentu dimata masyarakatnya. Misalnya pendeta, kyai, rahib dll.
Religi di samping sebagai salah satu aspek yang membedakan manusia dengan hewan dan aspek lainnya dari kebudayaan, religi merupakan milik manusia yang paling berharga. religi merupakan suatu kekuatan yang berwibawa dan membentuk masyarakat dan kebudayaan. Pada tinkat pembentukannya religi mempunyai wadah yaitu masyarakat dan kebudayaan
Semakin jauh kita menelaah sejarah kebudayaan umat manusia sekin besar kehidupannya terbungkus oleh religiomagi, berupa anggapan-anggapan bahwa setiap benda mempunyai kekuatan gaib tertentu.
Religi adalah bagian dari kebudayaan, disebabkan karena menurut Emile Durkheim dalam bukunya Les Formes Elementaires de la Vie Religiuse (1912) bahwa religi merupakan suatu sistem yang terdiri dari empat komponen, yaitu :
1.      Emosi keagamaan yang menyebabkan manusia itu bersikap religieus.
2.      Sistem keyakinan yang mengandung segala keyakinan serta bayangan manusia tentang sifat-sifat Tuhan, tentang wujud dari alam gaib (super natural), serta segala nilai, norma dan ajaran dari religi yang bersangkutan.
3.      Sistem ritus dan upacara yang merupakan usaha manusia untuk mencari hubungan dengan Tuham dewa-dewa, atau makhluk-makhluk halus yang mendiami alam gaib.
4.      Umat atau kesatuan sosial yang menyangkut sistem keyakinan tersebut dalam sub 2 dan yang melaksanakan sistem ritus dan upacara tersebut dalam sub 3.
Keempat komponen tersebut sudah tentu terjalin erat satu dengan yang lain menjadi suatu sistem yang terintegrasi secara bulat. Sistem keyakinan dalam suatu religi dijiwai oleh emosi keagamaan, tetapi sebaliknya emosi keagamaan juga bisa dikobarkan oleh sistem kepercayaan.
Suatu komponen lagi adalah kelompok-kelompok religius kesatuan-kesatuan sosial atau umat yang menganut sistem kepercayaan dan melakukan sistem upacara-upacara yang merupakan komponen yang kedua dan ketiga. Kelompok-kelompok rreligius ini bisa berupa :
(i)         Keluarga inti atau kelompok-kelompok kekerabatan kecil yang lain.
(ii)       Kelompok-kelompok kekerabatan yang lebih besar seperti keluarga luas, keluarga unilineal.
(iii)      Kesatuan komunitas seperti desa, gabungan desa, dan lain-lain.
(iv)     Organisasi-organisasi religius seperti organisasi penyiaran agama dan lain-lain.

Komponen Religi

Religi merupakan jalan hidup yang harus ditempuh oleh manusia untuk mewujudkan kehidupan yang aman, tentram dan sejahtera. Bahwa jalan tersebut berupa aturan, nilai, atau norma yang mengatur kehidupan manusia yang dianggap sebagai kekuatan mutlak, gaib, suci yang harus diikuti dan ditaati. Aturan tersebut ada tumbuh dan berkembang bersama dengan tumbuh dan berkembangnya kehidupan manusia, masyarakat dan budaya.


Sumber

§         Mahjunir , Drs. 1967. pokok-pokok antropologi dan kebudayaan. Jakarta.  Bratara
Koentjaraningrat. Kebudayaan, Mentalitas dan Pembangunan

No comments:

Post a Comment