INDONESIA MEMAKNAI PEMILU AMERIKA SERIKAT
A. Latar Belakang
Pemilu pendahuluan yang Amerika ini merupakan keunikan tersendiri, dimana
pertarungan ketat justru pada kubu partai demokrat antara Hillary dan Obama. Dimana
keduanya memiliki karakter yang menarik, Hilllary adalah calon presiden Amerika
pertama perempuan, dimana kancah politik Amerika selalu didominasi kaum pria. Sedangkan
Obama adalah calon presiden Amerika pertama “kulit hitam”, dimana kancah
politik Amerika selalu didominasi “kulit putih” serta warga
kulit hitam mempunyai sejarah buruk sebagai bangsa kulit hitam dimasa lalu.
Fenomena ini menjadikan warga Amerika sendiri
terpecah-pecah dalam bentuk dukungan jender, terpecah dalam bentuk dukungan rasial,
terpecah dalam bentuk dukungan kelas sosial, serta dukungan dalam bentuk-bentuk
hubungan emosi dan kultur. Fenomena
ini memberi kesadaran Amerika bahwa bom waktu rasialisme dan kesetaraan jender
akan muncul dalam kancah politik.
Pertarungan
sengit Obama dan Hillary sulit untuk diketahui siapa nanti yang akan mewakili
Partai Demokrat dalam Pemilu Nasional. Dari data 24 April 2008 memang Obama
lebih unggul dari Hilllary. Obama mengantongi 1.713 delegasi, sedangkan Clinton
1.586 delegasi.(Kompas, 24 April 2008)
Sedangkan untuk menjadi kandidat presiden diperlukan paling sedikit 2025
suara. Kini hanya tinggal menanti pesaingan di sembilan pemilihan pendahuluan
dan satu kaukus yang tersisa hanya menyediakan 501 delegasi untuk diperebutkan
kedua delegasi.
Obama
harus mengumpulkan 312 delegasi. Hillary harus mengumpulkan 439 delegasi. Jika
tidak ada kandidat yang mencapai angka minimal. Keputusan nomine partai berada
di tangan delegasi super yaitu
pejabat dan sesepuh partai yang bebas mendukung kandidat.
Bagi partai demokrat untuk menjadi seorang kandidat harus memperoleh suara
mayoritas dari 2.380 delegasi yang akan menghadiri konvensi, yaitu minimal
1.191 delegasi. Pada tanggal 4 Maret, jumlah delegasi Sen. John
McCain telah melampaui angka ini, setelah kemenangannya di negara bagian Texas, Ohio, Vermont dan Rhode Island. Dengan demikian, John McCain dianggap sebagai presumptive
nominee dari Partai Republik dan pada konvensi nasional akan terpilih
secara resmi.
Pertarungan Partai Demokrat dengan Partai Republik dalam Pemilu Nasional 4
November. Secara umum dunia mengharapkan kemenangan Partai Demokrat, karena rakyat Amerika sudah lelah dan muak
terhadap pemerintahan Bush yang berasal dari partai Republik, yang kini membawa
Amerika dalam jurang kehancuran dengan kebijakan-kebijakan luar negerinya,
antara lain perang terhadap teroris (War on Terror) yang sebenarnya
hanya konspirasi besar dalam menguasai kawasan Timur Tengah yang kaya akan
minyak.
B. Rumusan Masalah
1.
Bagaimana analisa Pemilihan
Umum Amerika Serikat Periode 2009-2013?
2.
Apakah
makna Pemilu Amerika Serikat?
INDONESIA
MEMAKNAI PEMILU AMERIKA SERIKAT
Analisa
Pemilihan Umum Amerika Serikat Periode 2009-20013.
Pemilu yang berlangsung
di Amerika Serikat sekarang ini merupakan keunikan tersendiri dimana persaingan
yang sangat ketat justru terlihat di kubu Partai Demokrat. Adalah Barack Obama
dan Hillary Rodham Clinton dimana keduanya memilki karakter yang kuat dalam
menarik dukungan untuk memenangkan hati Rakyat Amerika. Sedangkan Partai
Republik sendiri terlihat tenang-tenang saja dalam menghadapi Pemilu
Pendahuluan (primary) sebelum Pemilu Presiden pada tanggal 4 November 2008.
John McCain mengantongi 3 juta suara Romney 2,3 juta dan Huckabee 1,6 juta dan
akhirnya Senator John McCainlah yang berhasil menjadi wakil dari Partai
Republik. Calon presiden yang nantinya akan mewakili Partai Republik pada
pemilu presiden secara resmi dipilih dalam Konvensi Nasional Partai Republik pada September 2008, namun delegasi yang akan
menghadiri konvensi tersebut dipilih terlebih dahulu berdasarkan hasil
rangkaian pemilu pendahuluan ini di negara bagian masing-masing. Untuk menjadi
calon presiden, seorang kandidat harus memperoleh suara mayoritas dari 2.380
delegasi yang akan menghadiri konvensi, yaitu minimal 1.191 delegasi. Pada
tanggal 4 Maret, jumlah delegasi Sen. John
McCain telah melampaui angka ini, setelah kemenangannya di negara bagian Texas, Ohio, Vermont dan Rhode Island. Dengan demikian, John McCain dianggap sebagai presumptive
nominee dari Partai Republik dan pada konvensi nasional akan terpilih
secara resmi.
Dari
kubu Partai Demokrat sendiri masih harus menentukan siapa wakil dari partainya
untuk menjadi calon presiden Amerika Serikat. Setelah Super Tuesday atau Selasa
super, Partai Demokrat malah menghadapi kesulitan yang agak serius, karena dua
jagonya Hillary dan Obama masih berada pada posisi sama kuat. Dari 28 negara
bagian, 15 dimenangkan Obama, 13 oleh Hillary, sementara suara delegasi dalam
proses pemilihan penjajakan itu dimenangkan Hillary. Berawal dengan persaingan tak jelas untuk merebut
posisi pertama dalam pemilihan awal di negara-negara bagian Amerika Serikat.
Michigan dan Florida menjadwalkan pemilihan sebelum Super Tuesday dan dengan
demikian melanggar peraturan intern partai. Partai Demokrat kontan menjatuhkan
sanksi: delegasi dari kedua negara bagian itu kehilangan hak pilihnya dalam
sidang partai untuk menominasi calon dari kubu Demokrat. Ini adalah kesalahan
pertama yang dilakukan Partai Demokrat Sebaliknya,
kubu Republik menetapkan solusi yang lebih cerdas: mereka mengurangi jumlah
delegasi yang berhak memilih di negara bagian itu menjadi setengahnya. Dengan
begitu, calon Partai Republik dapat menggelar kampanye pemilu, sementara para
pemilih merasa, suara mereka tetaplah diperhitungkan. Walau Partai Demokrat
menjatuhkan hukuman yang cukup drastis, Michigan dan Florida tetap menggelar
pemilihan awal sebelum Super-Tuesday. Dan ini adalah kesalahan yang kedua.
Mereka menginginkan pemilihan yang menarik perhatian masyarakat luas, daripada
pemungutan suara yang sah, tapi dengan pemenang yang sudah pasti. Calon Partai
Demokrat sepakat untuk tidak berkampanye di Florida dan Michigan. Barack Obama
dan John Edwards bahkan tidak mencantumkan nama mereka di surat suara di
Michigan. Perebutan suara di negara-negara bagian
seperti misalnya Ohio,Texas dan Rhode Island juga menjadi hal yang sangat
menentukan bagi Obama dan Hillary. Hillary Rodham Clinton memenangkan pemilihan
awal tingkat Partai Demokrat di Ohio,
setelah bersaing ketat dengan pesaingnya, Barack Obama, Selasa, 4 Maret 2008,
sedangkan Obama memenangkan pemilihan tingkat Partai Demokrat di Vermont dengan 60% suara. Hillary juga
berhasil memenangkan Rhode Island dengan mengumpulkan 53 persen
suara. Dalam kurun waktu empat hari Barack Obama telah merebut dua
kemenangan dalam pemilihan umum awal; hari Sabtu (08/03) di Wyoming dan Selasa (11/03) di Mississippi yang memiliki warna kulit
hitam lebih besar (Solopos 10 Maret 2008). Dengan kedua kemenangannya ini,
Obama kembali berada dalam posisi lebih baik untuk menjadi kandidat presiden
dari kubu Demokrat. Sebelumnya
Obama harus menerima kekalahan di dua negara bagian yang penting, Texas dan Ohio. Walaupun begitu, pertarungan antara Obama lawan Clinton masih
tetap berlanjut. Kemenangan Obama di Mississippi tidak merubah ketatnya
pertarungan kandidat presiden di Partai Demokrat. Mississippi hanya akan
mengirimkan 33 delegasi dalam Kongres Partai Demokrat pada bulan Agustus untuk
memilih kandidat presiden. Sampai saat ini, Obama telah mengantongi 1645 suara,
sedangkan Clinton 1508. Untuk dapat menjadi kandidat presiden diperlukan paling
sedikit 2025 suara. Pemilihan pendahuluan Negara bagian Pennsylvannia yang
didominasi kelas pekerja ini menyediakan 158 delegasi.(Kompas, Selasa 22 2008).
Pemilu Pendahuluan di Pennsylvannia
akhirnya dimenangkan Hilllary. Kemenangannya yang hampir di semua negara besar
memberikan harapan Hilllary untuk menyakinkan superdelegasi dalam konvensi
partai untuk mendukungnya (Solopos, 2 April 2008). Namun yang mengejutkan dari
calon presiden Hillary, ia mengancam akan menyerang Iran jika dirinya terpilih
sebagai Presiden AS. Hal ini dilakukan jika Iran melancarkan serangan nuklir ke
Iran (Solopos, 24 April 2008).
Sebagaimana dikutip BBC:
”Bila saya presiden, saya akan mampu menyerang
Iran. Kami akan mampu menghancurkan mereka”.
Ancaman Hilllary
langsung mendapatkan tanggapan dari berbagai kalangan. Indonesia,
Central for Informasi and Development Studies menuding Hillary panik karena
terancam kalah melawan Barack Obama. Cides menilai Hillary menggunakan isu
internasional seperti HAM Internasional sangat kekanak-kanakan dan menganggu
agenda demokrasi dunia internaional.(Solopos, 24 Arpil 2008). Selanjutnya hanya
tinggal sembilan kontes setelah kemenangan Hillary di
Pennsylvania. Memang secara matematis sangat sulit memenuhi target 2.025
delegasi pada Konvensi Nasional partai demokrat 25-28 agustus (Kompas, 22 April
2008). Pemilihan selanjutnya di North Carolina dimana Obama lebih memiliki dana
kampaye yang lebih besar dan lebih diunggulkan. Dari laporan penggalangan dana
kampanye sepanjang Maret. Obama telah mengumpulkan 41 juta dollar AS (sekitar
377 millar) selama Maret dan masih
memiliki 42 juta dollar AS untuk dihabiskan pada akhir April. Hillary berhasil
mengumpulkan 20 juta dollar AS (184 millar) selama Maret dan 9 juta dollar AS
untuk kampaye April. Namun ia dilaporkan memiliki utang 10,3 juta dollar AS
yang diambil dari kantongnya sendiri untuk membiayai kampanye. Mc Cain yang
bangkrut pada pemilihan pendahuluan awal di new hampshire, berhasil membalikkan keadaan.
Ia berhasil mengumpulkan 15, 2 juta dollar AS selama Maret dan 11,6 juta dollar
AS di bank untuk dihabiskan selama April. (Kompas, 22 April 2008)
Sekarang masih
dipertanyakan apakah kedua calon kandidat ini akan dapat meraih jumlah suara
yang diwajibkan ini. Jika tidak, maka kandidat presiden akan ditentukan oleh
apa yang disebut 800 Delegasi Istimewa. Tidak heran, jika kedua calon kandidat ini akan betarung mati-matian
untuk merebut setiap suara yang masih tersisa.
Persaingan yang ketat bagi keduanya merupakan fenomena yang cukup unik dimana
kita tahu bahwa Hillary Clinton dan Barrack Obama adalah orang-orang dengan
tipe langka dimana yang satu adalah mantan ibu negara, cerdas dan dingin
sedangkan yang satu adalah seorang keturunan kulit hitam, muda, cemerlang dan berkharismatik
. Dalam sejarah Amerika sendiri kita tahu bahwa belum pernah terjadi seorang
perempuan atau seorang keturunan kulit hitam menjadi presiden Amerika Serikat.
Tentu hal ini akan sulit diterima oleh rakyat Amerika. Keduanya memang
cemerlang dengan misinya masing-masing, Obama yang ingin merangkul seluruh
rakyat Amerika untuk memperjuangkan keadaan negara yang tidak
terkotak-kotak antara kelompok ras. Soal kesehatan, Obama mengatakan programnya
lebih baik dari yang ditawarkan Hillary. Obama merencanakan penurunan biaya
perobatan, sementara Hillary mengusulkan warga membeli asuransi kesehatan. Isu-isu perang Irak juga diangkat oleh Clinton dan ia
menyatakan siap untuk mengakhiri perang tersebut. Sedangkan dari kubu Republik
sendiri Senator John McCain. Kandidat Partai Republik itu akan
meneruskan kebijakan pendahulunya, George W Bush, yaitu memperpanjang misi AS
di Irak. Tentu saja isu perang Irak bukanlah hal yang populer lagi di mata
rakyat Amerika karena sudah lebih dari 4000 tentara meninggal karena perang
Irak. Namun bukan itu saja yang akan diangkat oleh McCain, ia juga membicarakan
isu-isu seputar masalah ekonomi. McCain menyoroti masalah spesifik yang
dihadapi perekonomian AS saat ini, yaitu sektor kredit perumahan yang hancur
lebur dan memicu kebobrokan di bisnis financial. McCain menegaskan, bahwa ia
tidak akan bermain dalam kancah politik di tengah masalah perumahan. Pada
intinya, masing-masing kandidat memiliki misinya masing-masing untuk bisa
menjadi presiden Amerika dan berambisi untuk membuat negara ini bertambah kuat.
Rakyat Amerikapun sebenarnya membutuhkan orang yang bisa mengambil kebijakan
dengan tepat tidak seperti yang dilakukan oleh George W.Bush tentang perang
Iraknya. Mereka juga menginkan masalah kesejahteraan bisa lebih dibenahi lagi
karena kita tahu bahwa Amerika sedang mengalami krisis sekarang. Jadi, siapapun
yang nantinya akan menjadi Presiden Amerika, semua keputusan berada di tangan
rakyat Amerika sendiri.
Maknai Pemilu Amerika Serikat!!
Presiden Kulit Hitam Pertama atau Presiden Perempuan Pertama
Dari Pemilu
Pendahuluan Amerika Serikat munculnya wajah-wajah baru dalam kancah politik. Obama adalah politikus muda, pribadi
yang pintar, pandai berpidato, piawai serta membawa gagasan-gagasan baru bagi
Amerika, dan yang terpenting dimata pubilk Amerika dia adalah sosok lelaki
kulit hitam pertama yang dapat mencapai tingkat terhormat sebagai calon
presiden Amerika, dimana warga kulit hitam mempunyai sejarah buruk sebagai
bangsa kulit hitam dimasa lalu. Hillary adalah
politikus kawakan, pintar, berani, dan yang fenomenal dia adalah perempuan,
seorang pribadi bekas mantan ibu negara ini adalah calon pertama presiden perempuan.
Bom Waktu Kaum Muda
Dunia telah menunggu
bom waktu kaum muda; Rusia baru lahir Dmitry Medvedev (43) sebagai presiden
Rusia. Sementara itu as sedang
menanti barack obama (46) sebagai pemimin baru AS. Medvedev dan Obama adalah
penanda baik lahirnya pemimpin generasi baru kepemimpinan Rusia dan AS, berarti
generasi kepeminpinan global. Publik Rusia dan AS membutuhkan alternatif
perubahan radikal baru terhadap kualitas kepemimpinan dan pengalaman. Obama
menyahutnya: “Our time for change has
come!”
Indonesia sendiri
lahirnya Heryawan-Dede sebagai gubenur dan wakil gubenur yang mengejutkan mata
Indonesia. Tampaknya salju kemenangan kaum muda akan terus bergulir di seantero
dunia.
Mahalnya Demokarasi
Sejak tahun 2004 sistem pendanaan pemilu dialihkan dari
pendanaan negara kepada calon preseiden sendiri. Sistem pembiayaan kampanye
pemilu oleh negara sayangnya tidak
berfungsi. Sistem itu tidak mendapatkan kepercayaan dari pembayar pajak. Jadi
saya tidak menggunakannya. Menurut Bill Schneider, pakar kampanye pemilu, dana
itu harus dipunyai oleh mereka yang ingin memiliki peluang untuk menang:
"Kandidat yang ingin dianggap serius
harus dapat mengumpulkan sumbangan paling tidak 100 juta dollar. Hillary
Clinton mungkin butuh 500 juta dollar kalau hendak menjadi calon unggulan
Partai Demokrat. Juga saingannya dari Partai Republik. Jumlah itu jauh lebih
besar dari sekitar 100 juta dollar yang bisa diperoleh dari kas negara."
Ini berarti sistem
pembiayaan kampanye pemilu dari tahun 70-an sudah tamat riwayatnya, sekaligus
lenyap pula impian akan persamaan peluang bagi semua calon. Pada akhirnya,
faktor penentu adalah siapa yang berhasil mengumpulkan uang paling banyak.
Seandainya pun ada orang yang punya potensi istimewa tetapi kurang dikenal,
semakin sulit baginya untuk menghadapi calon-calon ternama yang tidak perlu memperjuangkan
tempat dalam siaran berita dan berbagai talkshow.
Dari sini kita melihat
betapa mahalnya demokrasi yang menjanjikan kemakmuran rakyat, kebebasan
aspirasi rakyat, dan kesetaraan dalam pemerintahan. Demokarasi harus dibayar
mahal!!!
Dinamika Rasialisme, Jender, Sosial Kultural
Kedua calon kandidat presiden partai Demokrat ini sungguh
sebuah fenomena yang membuat warga Amerika terbelah-belah, terpecah dalam
bentuk dukungan Jender, terpecah berdasarkan dukungan rasial, terpecah dalam
bentuk dukungan kelas sosial, serta dukungan dalam bentuk-bentuk hubungan emosi
dan kultur. Perbedaan ini latar belakang
ini menimbulkan saling menyerang. Pernyataan Geraldine Ferraro (pengalang dana
Hillary): “Barack Obama tidak akan kuat posisinya seperti sekarang jika ia
berkulit putih atau jika ia seorang perempuan.” Foto Obama dengan sorban
dicurigai memiliki hubungan dengan Islam yang menjadi musuh utama partai
Republik (sebagaian rakyat AS). Obama Menjuluki Hillary dengan sebutan seorang
Monster, melecehkan Obama karena dinilai sebagai pria ‘kulit hitam’. Skandal
seks Spitzer yang mengundurkan diri
sebagai delegasi super yang menudukng Hillary serta menguak kembali skandal
seks suaminya. Pernyataan Hilllary : Bila saya presiden amerika saya akan
menyerang Iran.
Kami akan menyerang mereka”. Isu-isu
rasisme, skandal, penuh kebencian, perang kata-kata kotor yang tidak senonoh,
hingga dalam bentuk pelecehan dan penghinaan melanda seluruh negara bagian
kondisi telah tercipta tak bedanya bagai situasi perang dingin diantara warga
negaranya sendiri. Dinamika tersebut telah menciptakan proses 'kedewasaan berpolitik'
warga Amerika Serikat. Namun juga merupakan kesadaran bom waktu rasialisme itu
ada dalam jiwa masyarakat Amerika.
Dinamika Isu Agama VS Politik
Isu agama dalam kampanye capres Amerika
bukan hal baru. Sejak dulu isu agama menjadi salah satu isu sentral dalam
kampanye para capres yang berlaga memperebutkan Gedung Putih (White House). Isu-isu agama pada Pemilu Pendahuluan
sampai tanggal 23 April 2008 memang belum muncul, partai politk menitik
beratkan isu-isu yang langsung menyentuh kehidupan masyarakat Amerika, seperti
jaminan sosial (social security), pajak, kesehatan, resesi ekonomi (property). Namun
24 April 2008 dunia dikejutkan dengan pernyataan Hilllary bahwa ia akan
mengancam menyerang dan menghancurkan Iran jika dirinya terpilih sebagai
predisen AS. Hal dilakukan jika Iran
melancarkan serangan nuklir ke Israel.
Apakah isu penyerangan Iran
ke Israel
merupakan isu politik atau agama? Lalu, Apakah dukungan kepada Israel memang
sebuah keyakinan yang suci bagi para politisi dan calon presiden Amerika? Lalu, Apakah pengembangan nuklir Iran sebagai
negera Islam merupakan isu agama atau politik? Lalu, Apakah terancamnya
Hilllary dari pesaing Obama mendorong ia mengeluarkan isu penyerangan Iran sebagai
isu politik atau agama? Ini
tergantung bagaimana menempatkan agama dalam perspektif politik.
Dunia Inginkan Kemenangan Partai Demokrat
Dunia memandang pemilu Amerika Serikat dan mengharapkan
kemenangan bagi Partai Demokrat, karena rakyat Amerika sudah lelah dan muak
terhadap pemerintahan Bush yang berasal dari partai Republik, yang kini membawa
Amerika dalam jurang kehancuran dengan kebijakan-kebijakan luar negerinya,
antara lain perang terhadap teroris (War on Terror) yang sebenarnya
hanya konspirasi besar dalam menguasai kawasan Timur Tengah yang kaya akan
minyak. Atas dasar itulah, Partai Demokrat yang mengambil sikap kerap berseberangan
terhadap partai Republik, Partai Demokrat akan menggantikan kepemimpinan
politik Gedung Putih.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.dw-world.de/dw/article/0,2144,3193086,00.html,
2 April 2008
http://www.dw-world.de/dw/article/0,2144,3188066,00.html,
2 April 2008
http://www.dw-world.de/dw/article/0,2144,3233558,00.html,
2 April 2008http://www.dw-world.de/dw/article/0,2144,2956237,00.html, 2 April 2008
http://www.dw-world.de/dw/article/0,2144,2932702,00.html, 2 April 2008
http://www.dw-world.de/dw/article/0,2144,3038201,00.html, 2 April 2008
http://www.dw-world.de/dw/article/0,2144,3093360,00.html, 2 April 2008
http://www.dw-world.de/dw/article/0,2144,3099999,00.html,
2 April 2008
http://www.dw-world.de/dw/article/0,2144,3170174,00.html,
2 April 2008
http://www.dw-world.de/dw/article/0,2144,3143755,00.html,
2 April 2008
http://www.dw-world.de/dw/article/0,2144,3123717,00.html,
2 April 2008
http://www.dakwatuna.com/2008/capres-as-dan-agama/,
2 April 2008
Seputar Indonesia
11 Februari 2008 Delegasi Super Tentukan
Capres
Kompas, 14 Maret 2008; Spitzer
“Nodai” Hillary
Kompas, 21 Maret 2008;
Hillary menang Multak
Kompas 22 Maret 2008; Kontes
Belum Berakhir
Solopos, 24 April 2008; Jika
Menang, Hillary Ancam Serang Iran
Kompas, 24 Maret 2004; Hillary
Raih Momentum