Tuesday 25 September 2012

Fidel Castro VS Amerika



Perang Antara Castro dengan Pemimpin Amerika

A.Rezim Batista
Fulgencio Batista memimpin Revolusi Sersan 1933 yang menggulingkan pemerintahan transisi setelah pemerintahan diktator Gerardo Machado runtuh, dan menjadi Kepala Staf Angkatan Darat pertama, dan akhirnya orang yang bertanggung jawab di bawah sejumlah presiden hingga 1940 ketika ia mengangkat dirinya sebagai presiden. Ia mengajukan konstitusi baru yang progresif dan pada 1944 meninggalkan jabatannya dan pensiun di Florida untuk sementara waktu. Namun, pada 1952 Batista merebut kekuasaan dalam sebuah kudeta yang hampir tidak berdarah tiga bulan sebelum pemilu yang telah direncanakan dan membangun sebuah pemerintahan diktator yang menindas. Akibatnya, banyak kelompok sipil dan gerilya yang mulai menentangnya.
Pada 1953, Fidel Castro menyerang barak Moncada, dibuang ke Meksiko, namun kembali ke Kuba pada November 1956 dengan 82 orang pejuang yang dilatih oleh Alberto Bayo (bekas kolonel dalam Tentara Republik Spanyol), dan dengan bantuan ketidakpuasan rakyat berhasil menggulingkan Batista, yang melarikan diri pada 1 Januari 1959. Castro membangun negara komunis dengan sistem satu partai, yang pertama di belahan Barat dunia, meskipun Castro tidak secara resmi mengungkapkan kecenderungan Marxis-Leninisnya hingga 1961.
Menurut Antonio Núñez Jiménez pada saat Batista digulingkan, 75% dari tanah pertanian utama Kuba dimiliki oleh orang asing atau perusahaan asing (kebanyakan AS). Hasil pangan utama Kuba adalah gula, untuk pasar Amerika dan dalam jumlah yang lebih sedikit, Inggris. Kebanyakan gula Kuba diekspor ke AS karena Kuba mendapatkan kuota yang besar, yang dibayar di atas harga dunia, sebagian untuk menolong industri dalam negeri AS. Pemerintahan revolusioner yang baru melakukan "reformasi tanah" yang berhasil dan akhirnya menyita hampir semua harta pribadi. Mulanya, Castro enggan mendiskusikan rencana-rencananya untuk masa depan, namun akhirnya ia menyatakan dirinya seorang komunis, dan menjelaskan bahwa ia berusaha membangun sosialisme di Kuba. Ia memusatkan perhatian pada pemeliharaan kesehatan dan pendidikan gratis untuk semua orang, dan memulai hubungan politik dan ekonomi yang erat dengan Uni Soviet.

B. Di bawah Castro

Fidel Castro telah menjadi pemimpin Kuba semenjak 1959, ketika ia memimpin pergerakan 26 Juli untuk menumbangkan rezim Fulgencio Batista. Di bawah kepemimpinannya Kuba menjadi negara komunis pertama di belahan bumi selatan. Setelah invasi AS ke Teluk Babi mengalami kegagalan, kepemimpinan Castro menjadi suatu titik awal dari ketegangan antara AS dan Kuba. Castro oleh negara-negara Amerika Latin lainnya dianggap sebagai el comandate karena ia yang pertama kali menyuarakan suara keras pada AS. Ketika kunjungan Presiden Bolivia Evo Morales ke Kuba, Castro mengatakan peta dunia telah berubah terkait kecenderungan haluan politik di kawasan Amerika Latin yang kini menjadi jauh lebih 'kiri' dari sebelumnya.
Sejak Castro berkuasa, AS secara progresif telah memberlakukan undang-undang yang dimaksudkan untuk mengisolasi Kuba secara ekonomi lewat embargo AS dan langkah-langkah lainnya, seperti menghukum warga AS yang berlibur di Kuba. Untuk masalah ini lebih jauh lihat bagian Ekonomi di bawah.
Invasi Teluk Babi pada April 1961 oleh sejumlah pelarian Kuba yang didukung AS gagal karena presiden AS John F. Kennedy meninggalkan para penyerbu itu karena khawatir bahwa ia akan terlibat secara resmi. Revolusi urban yang diharapkan gagal ketika menjadi jelas bahwa Brigade 2506 telah diabaikan, dan karena Uni Soviet telah memperingatkan Castro, yang memerintahkan sejumlah hukuman mati serta penangkapan penangkalan besar-besaran terhadap mereka yang diduga akan mendukung gerakan kontra-revolusi, (Priestland, 2003). Sekolah-sekolah gereja disita, para rohaniwan ditangkap, dan diusir secara besar-besaran. Di provinsi-provinsi tengah yang bersifat pedesaan, Perang melawan para bandit (sekitar 1959-1965) ditindas oleh milisi Castro yang berjumlah besar. Banyak pendukung pemberontak yang dihukum mati dan dideportasi secara internal.
Pada tanggal 6 Mei 1959 pemerintah Kuba mengeluarkan UU reformasi Agraria yang mengatur pembatasan sebesar 30 cabaleries untuk hak kepemilikan tanah secara perseorangan. Implementasi ini akan mengakibatkan terjadinya pengambil alihan perkebunan yang banyak dimilki oleh perusahaan Amerika Serikat. Tentu saja hal ini memberiakn kebencian dari AS, setelah itu Kuba menandatangani perjanjian pembelian minyak dari Uni Sovyet yang menyebabkan AS di bawah presiden Eisenhower memutuskan hubungan diplomatic dengan Kuba.
Krisis Misil Kuba dimulai ketika Uni Soviet menempatkan misil-misil nuklir di Kuba pada 1962. Sebagai jawabannya, AS melakukan blokade di perairan internasional. Umumnya orang percaya bahwa ini adalah saat terdekat dunia dengan bencana nuklir. Uni Soviet mundur, setuju untuk menyingkirkan misil-misilnya dengan imbalan janji AS untuk menyingkirkan misil-misil nuklir serupa di Turki dan untuk tidak pernah menyerang Kuba lagi.
Setelah ini, AS tidak pernah lagi mengancam Kuba secara terbuka, namun dapat dibilang bahwa AS terlibat dalam kegiatan-kegiatan rahasia yang sangat terinci dan absurd untuk membunuh Castro, yaitu Proyek Kuba. Castro dan AS berduel dalam aksi-aksi Perang Dingin. Dalam serangan teroris yang terkenal pada 1976 terhadap Penerbangan Cubana 455 di mana 73 orang meninggal konon direncanakan oleh lawan-lawan Castro yang didanai CIA dan beroperasi dari Venezuela. AS juga mendukung kelompok-kelompok teroris anti-Castro di Miami dalam serangan-serangan mereka terhadap Kuba.
Pada April 1980, lebih dari 10.000 orang Kuba menyerbu kedutaan besar Peru di Havana untuk memperoleh perlindungan politik. Sebagai jawaban, Castro mengizinkan siapapun yang ingin meninggalkan negara itu untuk pergi melalui pelabuhan Mariel. Dalam penyelamatan Mariel dengan kapal, lebih dari 125.000 orang Kuba bermigrasi ke AS. Akhirnya AS menghentikan arus kapal-kapal itu dan Kuba menghentikan eksodus yang tidak terkendali itu.
Keruntuhan Uni Soviet pada 1991 merupakan pukulan ekonomi yang dahsyat bagi Kuba. Ini menyebabkan exodus pencari perlindungan lainnya yang juga tidak terkendali ke AS pada 1994, yang berhasil ditekan hingga hanya beberapa ribu setahun di bawah perjanjian AS-Kuba. Kini arus ini tampaknya meningkat lagi, meskipun jauh lebih lambat daripada sebelumnya
Dari semua penjelasan yang telah di uraikan dapat di ambil kesimpulan bahwa pada dasarnya Amerika Serikat takut terhadap Kuba yang berada dibawah pimpinan Castro yang telah diubah sedemikian rupa yang mengakibatkan perubahan di Kuba yang semula Liberalis menjadi Sosialis yang mengacu pada Sovyet. Dimana Sovyet menjadi pesaing utama Amerika. Kehadiran Kuba yang menjadi Rezim “ kiri” akan membahayakan bagi Amerika oleh karena itu pemimpin Amerika berupaya keras menggulingkan Castro.





Daftar Pustaka

A Pambudi.2007. Fidel Castro: 60 Tahun Menentang Amerika. Jakarta: Narasi
HIdayat, Mukmin.1981. Pergolakan di Amerika Latin Dalam Dasawarsa Ini. Yogyakarta: Ghalia Pustaka
www.news.okezone.com
www.detik.com

No comments:

Post a Comment