Perang Antara Castro dengan Pemimpin
Amerika
A.Rezim Batista
Fulgencio Batista
memimpin Revolusi Sersan 1933 yang menggulingkan pemerintahan transisi setelah
pemerintahan diktator Gerardo
Machado runtuh, dan menjadi Kepala Staf Angkatan Darat pertama, dan
akhirnya orang yang bertanggung jawab di bawah sejumlah presiden hingga 1940
ketika ia mengangkat dirinya sebagai presiden. Ia mengajukan konstitusi baru
yang progresif dan pada 1944 meninggalkan jabatannya dan pensiun di
Florida untuk
sementara waktu. Namun, pada 1952 Batista merebut
kekuasaan dalam sebuah kudeta yang hampir tidak
berdarah tiga bulan sebelum pemilu yang telah direncanakan dan membangun sebuah
pemerintahan diktator yang menindas. Akibatnya, banyak kelompok sipil dan
gerilya yang mulai menentangnya.
Pada 1953,
Fidel Castro menyerang barak
Moncada, dibuang ke Meksiko, namun kembali ke Kuba pada November 1956
dengan 82 orang pejuang yang dilatih oleh Alberto Bayo (bekas kolonel dalam
Tentara Republik Spanyol), dan dengan bantuan ketidakpuasan rakyat berhasil
menggulingkan Batista, yang melarikan diri pada 1 Januari 1959.
Castro membangun negara komunis
dengan sistem satu partai, yang pertama di belahan Barat dunia, meskipun Castro
tidak secara resmi mengungkapkan kecenderungan Marxis-Leninisnya hingga 1961.
Menurut Antonio
Núñez Jiménez pada saat Batista digulingkan, 75% dari tanah
pertanian utama Kuba dimiliki oleh orang asing atau perusahaan asing
(kebanyakan AS). Hasil pangan utama Kuba adalah gula, untuk pasar Amerika dan
dalam jumlah yang lebih sedikit, Inggris. Kebanyakan gula Kuba diekspor ke AS
karena Kuba mendapatkan kuota yang besar, yang dibayar di atas harga dunia,
sebagian untuk menolong industri dalam negeri AS. Pemerintahan revolusioner
yang baru melakukan "reformasi
tanah" yang berhasil dan akhirnya menyita hampir semua harta
pribadi. Mulanya, Castro enggan mendiskusikan rencana-rencananya untuk masa
depan, namun akhirnya ia menyatakan dirinya seorang komunis, dan menjelaskan bahwa ia berusaha
membangun sosialisme di Kuba. Ia memusatkan perhatian
pada pemeliharaan kesehatan dan pendidikan gratis untuk semua orang, dan
memulai hubungan politik dan ekonomi yang erat dengan Uni Soviet.
B. Di bawah Castro
Fidel Castro telah menjadi pemimpin Kuba semenjak 1959, ketika ia
memimpin pergerakan 26 Juli untuk menumbangkan rezim Fulgencio Batista. Di
bawah kepemimpinannya Kuba menjadi negara komunis pertama di belahan bumi
selatan. Setelah invasi AS ke Teluk Babi mengalami kegagalan, kepemimpinan
Castro menjadi suatu titik awal dari ketegangan antara AS dan Kuba. Castro oleh
negara-negara Amerika Latin lainnya dianggap sebagai el comandate karena ia
yang pertama kali menyuarakan suara keras pada AS. Ketika kunjungan Presiden
Bolivia Evo Morales ke Kuba, Castro mengatakan peta dunia telah berubah terkait
kecenderungan haluan politik di kawasan Amerika Latin yang kini menjadi jauh
lebih 'kiri' dari sebelumnya.
Sejak Castro
berkuasa, AS secara progresif telah memberlakukan undang-undang yang
dimaksudkan untuk mengisolasi Kuba secara ekonomi lewat embargo AS dan langkah-langkah lainnya,
seperti menghukum warga AS yang berlibur di Kuba. Untuk masalah ini lebih jauh
lihat bagian Ekonomi
di bawah.
Invasi Teluk Babi pada April
1961
oleh sejumlah pelarian Kuba yang didukung AS gagal karena presiden AS John F. Kennedy meninggalkan para penyerbu
itu karena khawatir bahwa ia akan terlibat secara resmi. Revolusi urban yang
diharapkan gagal ketika menjadi jelas bahwa Brigade 2506 telah diabaikan, dan
karena Uni Soviet telah memperingatkan Castro, yang memerintahkan sejumlah
hukuman mati serta penangkapan penangkalan besar-besaran terhadap mereka yang
diduga akan mendukung gerakan kontra-revolusi, (Priestland, 2003).
Sekolah-sekolah gereja disita, para rohaniwan ditangkap, dan diusir secara
besar-besaran. Di provinsi-provinsi tengah yang bersifat pedesaan, Perang melawan para bandit (sekitar
1959-1965) ditindas oleh milisi Castro yang berjumlah besar. Banyak pendukung
pemberontak yang dihukum mati dan dideportasi secara internal.
Pada tanggal
6 Mei 1959 pemerintah Kuba mengeluarkan UU reformasi Agraria yang mengatur
pembatasan sebesar 30 cabaleries untuk hak kepemilikan tanah secara
perseorangan. Implementasi ini akan mengakibatkan terjadinya pengambil alihan
perkebunan yang banyak dimilki oleh perusahaan Amerika Serikat. Tentu saja hal
ini memberiakn kebencian dari AS, setelah itu Kuba menandatangani perjanjian
pembelian minyak dari Uni Sovyet yang menyebabkan AS di bawah presiden
Eisenhower memutuskan hubungan diplomatic dengan Kuba.
Krisis
Misil Kuba dimulai ketika Uni Soviet menempatkan misil-misil nuklir
di Kuba pada 1962. Sebagai jawabannya, AS melakukan
blokade di perairan internasional. Umumnya orang percaya bahwa ini adalah saat
terdekat dunia dengan bencana
nuklir. Uni Soviet mundur, setuju untuk menyingkirkan misil-misilnya
dengan imbalan janji AS untuk menyingkirkan misil-misil nuklir serupa di Turki
dan untuk tidak pernah menyerang Kuba lagi.
Setelah ini,
AS tidak pernah lagi mengancam Kuba secara terbuka, namun dapat dibilang bahwa
AS terlibat dalam kegiatan-kegiatan rahasia yang sangat terinci dan absurd
untuk membunuh Castro, yaitu Proyek
Kuba. Castro dan AS berduel dalam aksi-aksi Perang Dingin. Dalam serangan teroris yang
terkenal pada 1976 terhadap Penerbangan Cubana 455 di mana 73 orang meninggal konon
direncanakan oleh lawan-lawan Castro yang didanai CIA dan beroperasi dari
Venezuela. AS juga mendukung kelompok-kelompok teroris anti-Castro di Miami
dalam serangan-serangan mereka terhadap Kuba.
Pada April 1980,
lebih dari 10.000 orang Kuba menyerbu kedutaan besar Peru di Havana untuk
memperoleh perlindungan politik. Sebagai jawaban, Castro mengizinkan siapapun
yang ingin meninggalkan negara itu untuk pergi melalui pelabuhan Mariel. Dalam penyelamatan
Mariel dengan kapal, lebih dari 125.000 orang Kuba bermigrasi ke AS.
Akhirnya AS
menghentikan arus kapal-kapal itu dan Kuba menghentikan eksodus yang tidak
terkendali itu.
Keruntuhan
Uni Soviet pada 1991 merupakan pukulan
ekonomi yang dahsyat bagi Kuba. Ini menyebabkan exodus pencari perlindungan
lainnya yang juga tidak terkendali ke AS pada 1994,
yang berhasil ditekan hingga hanya beberapa ribu setahun di bawah perjanjian
AS-Kuba. Kini arus ini tampaknya meningkat lagi, meskipun jauh lebih lambat
daripada sebelumnya
Dari semua
penjelasan yang telah di uraikan dapat di ambil kesimpulan bahwa pada dasarnya
Amerika Serikat takut terhadap Kuba yang berada dibawah pimpinan Castro yang
telah diubah sedemikian rupa yang mengakibatkan perubahan di Kuba yang semula
Liberalis menjadi Sosialis yang mengacu pada Sovyet. Dimana Sovyet menjadi
pesaing utama Amerika. Kehadiran Kuba yang menjadi Rezim “ kiri” akan
membahayakan bagi Amerika oleh karena itu pemimpin Amerika berupaya keras
menggulingkan Castro.
Daftar Pustaka
A Pambudi.2007. Fidel Castro: 60 Tahun Menentang
Amerika. Jakarta:
Narasi
HIdayat, Mukmin.1981. Pergolakan di Amerika Latin
Dalam Dasawarsa Ini. Yogyakarta: Ghalia
Pustaka
www.news.okezone.com
www.detik.com
No comments:
Post a Comment